Perkembangan ilmu teknologi pangan, mendorong masyarakat melakukan pengembangan produk inovasi olahan ikan menjadi semakin beragam. Awalnya ikan hanya dikonsumsi dengan cara direbus, digoreng atau disajikan mentah seperti produk ikan di Jepang. Produk inovasi tersebut tentu menarik minat masyarakat semakin mengkonsumsi produk olahan ikan.
Ketika permintaan produk olahan ikan meningkat maka berbondong-bondong mulai bermunculan produsen produk olahan ikan modern di berbagai daerah Indonesia. Peluang usaha olahan produk ikan bisa dirintis semua lapisan masyarakat sebab bahan baku utama berupa ikan cukup mudah diperoleh hampir semua daerah di Indonesia. Produk hasil olahan ikan bisa diproduksi sekala industri besar maupun kecil menegah. Seperti industri sekala kecil menegah oleh kelompok olahan ikan “Mina Sentosa” Martapura, Kalimantan Selatan.
Produk kelompok pengolah perikanan “Mina Sentosa” cukup diminati masyarakat, produknya berupa bakso ikan, nugget ikan maupun produk olahan modern lainnya. Bahan utama yang digunakan berupa ikan Patin (Pangasius sp). Budidaya ikan Patin banyak ditemukan di pulau Kalimantan, sehingga bahan baku utama mudah diperoleh. Olahan ikan berbahan dasar Patin menghasilkan produk utama yaitu daging dan produk samping.
Ikan patin secara keseluruhan sebenarnya bisa dimanfaatkan. Daging ikan menjadi bahan utama olahan pasti digunakan untuk produksi, jeroan biasanya digunakan sebagai tambahan pakan ternak dan kulit ikan Patin bisa dimanfaatkan untuk produk krupuk kulit ikan. Namun produk samping sejumlah 25 % berupa tulang dan kepala (tengkorak) ikan perlu usaha lebih untuk mengolah sehingga kurang dioptimalkan keberadaannya.
Tulang dan kepala (tengkorak) ikan dapat diproses menjadi tepung karena bagian ikan ini masih terdapat kandungan mineral, seperti kalsium pada tepung tulang ikan yang dapat dimanfaatkan. Keberadaan kalsium pada tepung tulang ikan berpotensi menambah kandungan gizi suatu produk olahan makanan tertentu, sehingga produk tersebut kaya kalsium.
Tubuh perlu kecukupan mineral berupa kalsium. Kalsium merupakan mineral utama penyusun tulang. Kekurangan kalsium menimbulkan kelainan pada tulang. Seperti pengeroposan tulang atau sering disebut dengan Osteoporosis.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehata RI (2015) melaporkan bahwa, pengeroposan tulang kerap dialami oleh perempuan usia lanjut (50-80 tahun). Hal tersebut dikarenakan perempuan membutuhkan lebih banyak mineral kalsium daripada laki-laki. Sedangkan tubuh tidak mampu menghasilkan kalsium secara mandiri. Tubuh perlu asupan sumber kalsium dari luar. Sumber kalsium bisa dipenuhi melalui asupan makanan kaya kalsium dan cukup olah raga untuk menguatkan pembentukan tulang.
Oleh : Ahmad Faizal Fajar Sunarma
tempat membeli tepung tulang ikan dmn ya? mohon infonya